Suku
Jawa adalah suku bangsa yang terbesar di Indonesia,
dengan jumlahnya di sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau Jawa dan menghuni
khususnya di provinsi Jawa Tengah serta Jawa Timur tetapi
di provinsiJawa Barat, Banten dan
tentu sahaja di Jakarta, mereka juga banyak ditemukan.
1.
Sistem Kemasyarakatan
Sistem kekerabatan suku bangsa Jawa adalah bilateral
(garis keturunan ayah dan ibu). Dalam sistem kekerabatan masyarakat Jawa,
digunakan istilah-istilah sebagai berikut.
a. Ego
menyebut orang tua laki-laki adalah bapak/rama.
b. Ego
menyebut orang tua perempuan adalah simbok/ biyung.
c. Ego
menyebut kakak laki-laki adalah kang mas, kakang mas.
d. Ego
menyebut kakak perempuan adalah mbakyu.
e. Ego
menyebut adik laki-laki adalah adhi, dhimas, dik, atau le.
f. Ego
menyebut adik perempuan adalah ndhuk, denok, atau di.
Dalam
masyarakat Jawa, istilah-istilah di atas merupakan tata cara sopan santun
pergaulan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila melanggar
nasihat orang tua akan sengsara atau disebut kuwalat.
Masyarakat
Jawa juga terkenal kerana pembahagian golongan sosialnya. Pada dekad 1960-an, Clifford Geertz, pakar antropologi Amerika
Syarikatyang ternama, membahagikan masyarakat Jawa kepada tiga buah
kelompok:
1. kaum santri
2. kaum abangan
3. kaum priyayi.
Menurut
beliau, kaum santri adalah penganut agama Islam yang warak,
manakala kaum abangan adalah penganut Islam pada nama sahaja atau
penganut Kejawen, dengan kaum priyayi merupakan
kaum bangsawan. Tetapi kesimpulan Geertz ini banyak ditentang kerana ia
mencampurkan golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Pengelasan sosialnya
juga dicemari oleh penggolongan kaum-kaum lain, misalnya orang-orang Indonesia
yang lain serta juga suku-suku bangsa bukan pribumi seperti
keturunan-keturunan Arab, Tionghoa dan India.
2.
Bahasa
Pulau
Jawa adalah pulau yang sangat padat penduduknya dan memilki berbagai macam
penduduk yang ad di dalamnya dan bahasa merupakan hal yang paling luas
digunkana dalam sebuah kebudayaan. Bahasa jawa dibagi menjadi dua klasifikasi
dialek. Yaitu dialek sosial dan dialek daerah. Karena bahasa ini terbentuk dari
gradasi-gradasi yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia maupun Melayu,
meskipun tergolong rumpun Austronesia. Sedangkan dialek daerah ini didasarkan
pada wilayah, karakter dan budaya setempat. Perbedaan antara dialek satu dengan
dialek lainnya bisa antara 0-70%. Kelompok Bahasa Jawa Bagian Barat
- Dialek Banten
- Dialek Cirebon
- Dialek Tegal
- Dialek Banyumasan
- Dialek Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumas)
Kelompok pertama di atas sering disebut bahasa Jawa ngapak-ngapak.
Kelompok Bahasa Jawa Bagian Tengah :
- Dialek Pekalongan
- Dialek Kedu
- Dialek Bagelen
- Dialek Semarang
- Dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
- Dialek Blora
- Dialek Surakarta
- Dialek Yogyakarta
- Dialek Madiun
Kelompok kedua di atas sering disebut Bahasa Jawa Standar, khususnya dialek Surakarta dan Yogyakarta.
Kelompok Bahasa Jawa Bagian Timur :
- Dialek Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro)
- Dialek Surabaya
- Dialek Malang
- Dialek Jombang
- Dialek Banten
- Dialek Cirebon
- Dialek Tegal
- Dialek Banyumasan
- Dialek Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumas)
Kelompok pertama di atas sering disebut bahasa Jawa ngapak-ngapak.
Kelompok Bahasa Jawa Bagian Tengah :
- Dialek Pekalongan
- Dialek Kedu
- Dialek Bagelen
- Dialek Semarang
- Dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
- Dialek Blora
- Dialek Surakarta
- Dialek Yogyakarta
- Dialek Madiun
Kelompok kedua di atas sering disebut Bahasa Jawa Standar, khususnya dialek Surakarta dan Yogyakarta.
Kelompok Bahasa Jawa Bagian Timur :
- Dialek Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro)
- Dialek Surabaya
- Dialek Malang
- Dialek Jombang
3.
Kesenian
1) Seni
Bangunan
Rumah adat di Jawa
Timur disebut rumah Situbondo, sedangkan rumah adat di Jawa Tengah disebut
Istana Mangkunegaran. Istana Mangkunegaran merupakan rumah adat Jawa asli.
2) Seni
Tari
Tarian-tarian di Jawa
beraneka ragam di antaranya sebagai berikut.
a. Tari
tayuban adalah tari untuk meramaikan suasana acara, seperti: khitanan dan
perkawinan. Penari tayuban terdiri atas beberapa perempuan.
b.Tari
reog dari Ponorogo. Penari utamanya menggunakan topeng.
c. Tari
serimpi adalah tari yang bersifat sakral dengan irama lembut.
d.
Tari gambyong.
e. Tari
bedoyo.
3) Seni
Musik
Gamelan merupakan seni
musik Jawa yang terkenal. Gamelan terdiri atas gambang, bonang, gender, saron,
rebab, seruling, kenong, dan kempul.
4) Seni
Pertunjukan
Seni pertunjukan yang
terkenal adalah wayang, selain itu juga kethoprak, ludruk, dan kentrung.
4.
Sistem pengetahuan
JAKARTA
– Kebanggaan orang Jawa tampaknya belum pudar. Sebagai salah satu suku di
Indonesia dengan populasi paling tinggi sekaligus konon kabarnya paling tua
dalam hal peradaban, kebudayaan Jawa tak bisa disangsikan kemajemukannya. Mulai
dari aksara kuno, perhitungan tanggal dan bulan, ramal-ramalan sampai dengan
peninggalan candi tertua ada di budaya satu ini.
Tiga dari empat pemimpin bangsa ini pun berasal dari Jawa, tidak kurang pula jajaran menteri dan pejabatnya. Bahkan sebelum otonomi daerah dikampanyekan, gubernur di provinsi non-Jawa pun dipegang oleh orang suku Jawa. Bukan ingin mendiskreditkan suku satu ini, tapi demikianlah fakta berbicara.
Kultur Jawa sedemikian erat melekat pada bangsa kita. Bagi orang yang berminat mempelajari seluk beluk budaya Jawa, situs ini akan menjawab lengkap semua rasa ingin tahunya. Dilengkapi dengan search engine, situs yang terdiri atas 26 rubrik ini siap memberi informasi segala hal seputar Jawa.
Pada rubrik ”Sejarah” diungkap kisah kerajaan Jawa pertama sampai dengan perjuangan melawan Belanda dan masuknya Islam. Kisah Demak, Mataram dan Majapahit tidak ketinggalan diulas tuntas. Penggemar sastra yang ingin mempelajari sastra Jawa bisa meng-klik rubrik ini dan akan mendapat informasi tentang kemajuan sastra Jawa dari zaman Pakubuwono sampai Mangkunegaran.
Tiga dari empat pemimpin bangsa ini pun berasal dari Jawa, tidak kurang pula jajaran menteri dan pejabatnya. Bahkan sebelum otonomi daerah dikampanyekan, gubernur di provinsi non-Jawa pun dipegang oleh orang suku Jawa. Bukan ingin mendiskreditkan suku satu ini, tapi demikianlah fakta berbicara.
Kultur Jawa sedemikian erat melekat pada bangsa kita. Bagi orang yang berminat mempelajari seluk beluk budaya Jawa, situs ini akan menjawab lengkap semua rasa ingin tahunya. Dilengkapi dengan search engine, situs yang terdiri atas 26 rubrik ini siap memberi informasi segala hal seputar Jawa.
Pada rubrik ”Sejarah” diungkap kisah kerajaan Jawa pertama sampai dengan perjuangan melawan Belanda dan masuknya Islam. Kisah Demak, Mataram dan Majapahit tidak ketinggalan diulas tuntas. Penggemar sastra yang ingin mempelajari sastra Jawa bisa meng-klik rubrik ini dan akan mendapat informasi tentang kemajuan sastra Jawa dari zaman Pakubuwono sampai Mangkunegaran.
5.
Religi (Sistem Kepercayaan)
Agama
mayoritas dalam suku bangsa Jawa adalah Islam. Selain itu juga terdapat
penganut agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Masyarakat Jawa percaya
bahwa hidup diatur oleh alam, maka ia bersikap nrimo (pasrah). Masyarakat Jawa
percaya keberadaan arwah/ roh leluhur dan makhluk halus seperti lelembut,
tuyul, demit, dan jin.
Selamatan
adalah upacara makan bersama yang telah diberi doa sebelumnya. Ada empat
selamatan di Jawa sebagai berikut.
a. Selamatan
lingkaran hidup manusia, meliputi: hamil tujuh bulan, potong rambut pertama,
kematian, dan kelahiran.
b. Selamatan
bersih desa, upacara sebelum, dan sesudah panen.
c. Selamatan
yang berhubungan dengan hari-hari/bulan-bulan besar Islam.
d.
Selamatan yang berhubungan dengan
peristiwa khusus, perjalanan jauh, ngruwat, dan menempati rumah baru. Jenis
selamatan kematian, meliputi: nelung dina (tiga hari), mitung dina (tujuh
hari), matang puluh dina (empat puluh hari), nyatus (seratus hari), dan nyewu
(seribu hari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar